Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa. Kegiatan konsumsi atau pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah (government consumption) dan konsumsi rumah tangga (private consumption). Namun dalam pembahasan ini, kita akan memfokuskan konsumsi rumah tangga karena pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi terbesar dalam pengeluaran konsumsi total (agregate). Mengingat porsinya yang besar, maka konsumsi rumah tangga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap stabilitas perekonomian.
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi besarnya konsumsi rumah tangga.
Faktor-Faktor Ekonomi
1. Pendapatan dan Kekayaan Rumah Tangga
Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Pada umumnya, semakin besar pendapatan rumah tangga maka tingkat konsumsi makin tinggi karena kemampuan untuk membeli berbagai kebutuhan juga semakin meningkat. Contohnya: apabila pendapatan orang tua kalian meningkat, kalian dapat dibelikan handphone, komputer, dan sebagainya.
Kekayaan rumah tangga terdiri atas kekayaan riil (rumah, tanah, perhiasan, mobil) dan kekayaan finansial (tabungan, deposito, dan saham). Apabila rumah, tanah, mobil kita sewakan maka akan mendapatkan penghasilan. Demikian pula dengan tabungan, deposito akan memperoleh bunga, sedangkan saham akan mendapat dividen (keuntungan). Semuanya itu akan meningkatkan penghasilan rumah tangga yang berdampak pada meningkat- nya pengeluaran konsumsi.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi konsumsi karena biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang mempunyai kelebihan dana, akan lebih menguntungkan apabila sebagian pendapatannya digunakan untuk deposito atau tabungan. Hal tersebut tentunya mengurangi tingkat konsumsi.
3. Perkiraan Harga di Masa Depan
Adanya perkiraan kenaikan atau penurunan harga di masa depan akan memengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga. Misalnya: harga sembako menjelang hari raya akan meningkat, maka konsumen memilih membeli sembako jauh hari sebelum hari raya tiba. Dengan demikian, tingkat konsumsi di masa sekarang akan meningkat.
4. Jumlah Anggota Keluarga
Semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka tingkat konsumsi akan meningkat. Sebaliknya, jika jumlah keluarga sedikit, maka tingkat konsumsinya lebih rendah.
Faktor-Faktor Nonekonomi
Semakin majunya arus informasi dan teknologi akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat. Dewasa ini semakin mudah dalam mengakses informasi baik dari media radio, televisi, surat kabar maupun internet, telah membawa perubahan dalam pola hidup masyarakat. Misalnya, banyaknya iklan tentang produk makanan akan meningkatkan konsumsi produk makanan. Selain itu adanya kemudahan bertransaksi melalui internet, akan mendorong rumah tangga untuk meningkatkan kegiatan konsumsi.
Faktor-Faktor Demografi (Kependudukan)
1. Jumlah Penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh (agregate).
2. Komposisi penduduk
Komposisi penduduk suatu negara terdiri atas:
- usia yaitu produktif dan tidak produktif,
- pendidikan yaitu rendah, menengah, dan tinggi; dan
- wilayah tinggal yaitu di perkotaan dan pedesaan.
Banyaknya penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) yang bekerja akan meningkatkan pengeluaran konsumsi. Demikian pula semakin tinggi tingkat pendidikan maka kebutuhan hidupnya semakin meningkat. Makin banyak penduduk yang tinggal di perkotaan dengan pola hidup yang konsumtif akan memperbesar pengeluaran konsumsi agregate.
Setelah kalian mempelajari konsep konsumsi dan faktor- faktor yang memengaruhinya, maka kita akan membahas fungsi konsumsi dan kurva konsumsi. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposibel) perekonomian tersebut. Konsep pendapatan dibagi dalam pendapatan nasional (Y) dan pendapatan yang siap dibelanjakan setelah dikurangi pajak (pendapatan disposibel atau Yd ).
Berikut ini persamaan fungsi konsumsi.
Keterangan:
C = konsumsi
a = nilai konsumsi pada saat Y atau Y = 0 (konsumsi autonomous)
b = tambahan konsumsi yang diakibatkan oleh bertambahnya pendapatan (selisih tingkat konsumsi sekarang dan sebelumnya dibagi selisih besarnya pendapatan sekarang dan sebelumnya = ) = MPC (Marginal Propensity to Consume)
Y = pendapatan nasional
Yd = pendapatan disposibel yaitu pendapatan netto yang siap dibelanjakan setelah dikurangi pajak.
Besarnya konsumsi seseorang sebelum memperoleh pendapatan sebesar Rp400.000,00 per bulan. Namun setelah dia bekerja dan memperoleh pendapatan sebesar Rp1.000.000,00, tingkat konsumsinya mengalami peningkatan sebesar Rp600.000,00 per bulan. Maka, besarnya konsumsi orang tersebut adalah:
Dari persamaan fungsi konsumsi C = 400.000 + 0,2Y, dapat dibuat kurva konsumsi seperti terlihat pada kurva 9.1.
Kurva 9.1 menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan maka tingkat konsumsi semakin besar, sehingga slopenya positif.
Tabungan
Penghasilan yang diterima oleh suatu keluarga tidak selalu habis dibelanjakan untuk membeli barang-barang kebutuhan. Orang kaya dengan penghasilan yang tinggi akan menghabiskan seluruh penghasilannya untuk konsumsi (kecuali kalau ke- kayaannya itu diboroskan untuk cara hidup yang serba mewah). Akan tetapi orang-orang sederhana pun berusaha untuk menyisih- kan sekadar uang agar kemudian hari bisa membeli barang- barang yang agak mahal.
Bagian penghasilan yang tidak habis dibelanjakan untuk konsumsi disebut tabungan. Tabungan masyarakat ikut berpengaruh terhadap arus uang beredar terhadap investasi, produksi dan permintaan, dan berperan dalam rangka stabilitas dan pembangunan ekonomi. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi besarnya tingkat tabungan, yaitu:
1. Pendapatan Rumah Tangga
Pada umumnya semakin tinggi pendapatan, apabila diikuti oleh sikap berhemat maka akan memperbesar tingkat tabungan. Di negara-negara maju yang pendapatan perkapitanya tinggi, kecenderungan mengonsumsi semakin rendah sehingga tingkat tabungan semakin tinggi.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang tinggi merupakan faktor yang menarik bagi individu atau masyarakat untuk menambah jumlah tabungannya. Mereka meng- harapkan memperoleh pendapatan berupa bunga yang lebih tinggi dengan semakin besar nilai tabungan yang dimiliki.
3. Sikap Berhemat
Sikap berhemat terhadap pola konsumsi yang diikuti oleh kegemaran menabung akan memperbesar jumlah tabungan. Apabila jumlah tabungan meningkat secara keseluruhan, akan memperbesar nilai investasi nasional.
4. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan adalah pembagian pendapatan secara merata sesuai kemam- puan dan kapasitas yang dimiliki individu. Akses terhadap sumber daya yang merata akan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Sehingga semakin tinggi pendapatan, diharapkan tingkat tabungan juga semakin besar.
5. Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian yang membaik (tingkat pengangguran rendah, kesempatan kerja luas, investasi, dan pertumbuhan ekonomi tinggi) akan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Membaiknya perekonomi- an akan meningkatkan jumlah tabungan karena pendapatan meningkat.
Setelah kalian memahami konsep tabungan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan dan tabungan. Sehingga fungsi tabungan (S) dapat didefinisikan sebagai hubungan atau keterkaitan antara tingkat pendapatan dan tingkat tabungan.
Dengan kata lain fungsi tabungan adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.
Berikut ini persamaan fungsi tabungan.
Keterangan:
S = tabungan
a = nilai S pada saat nilai Y atau Yd = 0
b = tambahan tabungan yang diakibatkan oleh bertambahnya pendapatan (selisih tingkat tabungan sekarang dan sebelumnya dibagi selisih besarnya pendapatan sekarang dan sebelumnya = ) = MPS (Marginal Propensity to Saving)
Y = pendapatan nasional
Yd = pendapatan disposibel
Kurva fungsi tabungan dapat digambarkan dengan kurva 9.2. Misal:
C = 400.000 + 0,2Y, maka:
S = –400.000 + (1 – 0,2)Y
= –400.000 + 0,8Y
Dari persamaan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, dapat kita cari nilai kecenderungan mengonsumsi marjinal dan kecenderungan menabung marjinal (MPC dan MPS).